ASESMEN TIK

 ASESMEN TIK

3 PAKAIAN TRADISIONAL ADAT INDONESIA
Alwan Abqory Winesa
4 Desember 2023

Assalamualaikum Wr. Wb. Halo semuanya!

Nama saya Alwan Abqory Winesa, dan saya seorang murid di MTS 4 Jakarta. Saya sangat bangga menjadi bagian dari sekolah ini dan terus belajar untuk meraih impian masa depan saya. Sebagai murid Indonesia yang cinta akan warisan budaya, saya selalu bersyukur bisa tumbuh dan belajar dalam keberagaman adat-istiadat negara kita yang indah.

Salah satu cara saya mengekspresikan cinta saya terhadap Indonesia adalah melalui pemahaman dan apresiasi terhadap pakaian adat dari berbagai daerah. Pertama, yang ingin saya bahas adalah : 1) Pakaian Adat Minang yaitu Bundo Kanduang dari Sumatera Barat, Pakaian Adat Minangkabau memiliki keunikan dalam bentuk dan hiasannya; 2) Pakaian Adat Bangka Belitung yaitu Paksian.  Bangka Belitung dikenal dengan keindahan pantainya, daerah ini juga memiliki pakaian adat yang menarik. Terakhir, kita akan menjelajahi 3) Pakaian Adat Riau yaitu, Kebaya Labuh, pakaian adat Riau dengan tidak ada kancingnya sama sekali.

Semoga cerita singkat ini memberikan gambaran tentang kecintaan saya terhadap adat Indonesia, dan semoga kita semua dapat terus melestarikan dan menghargai keberagaman budaya yang kita miliki. Terima kasih! 

Indonesia mempunyai keberagaman budaya yang sangat unik mulai dari aspek tradisi, pakaian adat hingga karya seni. Keberagaman ini tercermin dalam keberagaman suku yang mendiami Indonesia, masing-masing dengan kekhasan budayanya sendiri. Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya negara ini dan telah mendapat pengakuan dari berbagai negara di dunia.

Menurut Inaya et al., (2021) pakaian adat merupakan pakaian tradisional yang masih ada saat ini dan melambangkan kebudayaan atau ciri khas masyarakat setempat. Pakaian adat merupakan simbol kebudayaan suatu daerah (Yunanto et al., 2015). Menurut Wikipedia, Busana tradisional (juga pakaian adat, busana daerah, atau pakaian tradisional) adalah busana yang mengekspresikan identitas, yang biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama (https://id.wikipedia.org/wiki/Busana_tradisional).

Fungsi pakaian adat utamanya adalah untuk mengenalkan identitas budaya yang sedang ditampilkan. Pakaian adat seringkali menjadi simbol budaya, karakter penduduk daerah, keyakinan penduduk daerah, dan histori.

Pakaian adat merupakan kostum/busana yang biasanya dipakai pada saat-saat tertentu. Di Indonesia sendiri, pakaian adat biasanya akan dikenakan pada acara-acara seperti, perayaan Kemerdekaan Negara Indonesia, perayaan hari jadi sebuah sekolah/instansi, acara pernikahan, upacara adat, dan masih banyak lagi. Dalam upaya pembinaan kebudayaan, secara implisit terkandung pengertian tentang pelestarian, khususnya menyangkut nilai-nilai luhur budaya bangsa. Makin menarik aja nih. pembahasan kita, langsung kita bahas saja ya, pakaian adat khas Indonesia.

1. Bundo Kanduang (Sumatera Barat)

Kenapa sih dinamakan “Bundo Kanduang”, Bundo Kanduang atau dapat diterjemahkan secara kasar ke dalam bahasa Indonesia sebagai Bunda Kandung, adalah personifikasi etnis Minangkabau sekaligus julukan yang diberikan kepada perempuan sulung atau yang dituakan dalam suatu suku. Perempuan Minangkabau yang disebut sebagai Bundo Kanduang memiliki peranan yang teramat sentral dalam masyarakat Minang. Dia adalah penjaga Rumah Gadang. Perempuan di Minangkabau bertanggung jawab atas rumah gadang, harta pusako tinggi, dan juga lambang bagi kaumnya. Bundo kanduang merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh wanita yang telah menikah.

Orang Minang memberikan penghargaan yang tinggi kepada wanita. Tingginya rasa hormat tersebut tidak hanya diucapkan dalam bentuk kata, namun juga diaplikasikan dalam bentuk budaya, salah satunya melalui pakaian adat. Pakaian adat untuk wanita juga bisa disebut dengan pakaian adat Bundo Kanduang.

Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang adalah pakaian adat dari Minangkabau, Sumatera Barat. Istilah ‘limpapeh’ memiliki arti tiang tengah pada bangunan rumah adat di Sumatera Barat. Sesuai artinya, peran limpapeh sangat penting agar bangunan rumah gadang dapat kokoh, apabila limpapeh roboh maka rumah gadang juga akan roboh. Itu artinya peran ibu dalam sebuah keluarga sangatlah penting karena beliau berperan dalam mengurus rumah tangga. Apabila ibu tidak pandai dalam mengurus rumah tangganya maka keluarga juga tidak bisa bertahan lama (http://www.jambipos-online.com/2023/06/filosofi-baju-bundo-kanduang.html). Menurut laman Binus Activity, pakaian ini sangat signifikan terhadap simbol pentingnya seorang ibu dalam sebuah keluarga. Bundo Kanduang menggambarkan kepemimpinan dan kebijaksanaan para tetua perempuan. Baju tradisional Bundo Kanduang digunakan oleh para wanita yang telah menikah untuk upacara tradisional, keagamaan, perayaan ataupun kegiatan-kegiatan penting lainnya. Makna lain dari pakaian ini adalah menggambarkan pentingnya peran wanita dalam kehidupan rumah tangga. Wanita yang dimaksud di sini adalah wanita yang sudah menikah dan berkeluarga.

Pakaian adat ini digunakan oleh wanita Sumatera Barat dan memiliki banyak macam karena banyaknya adat yang terdapat di Sumatera Barat. Pakaian adat ini berfungsi untuk menunjukkan kebesaran dan peran penting wanita. Ciri khas pakaian adat Sumatera Barat adalah tampak mewah, kain tenun, dan melibatkan emas. Sementara untuk wanita seringkali menggunakan penutup kepala yang menyerupai atap Rumah Gadang. Siapa saja yang melihat pasti sudah bisa menebak dengan mudah dari daerah mana setelah pakaian adat ini. Pakaian ini terdiri dari tingkolok (penutup kepala), baju kurung, kain selempang, kain sarung serta perhiasan berupa kalung dan anting. Bundo Kanduang memiliki ciri khas penutup kepala yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau (https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-sumatera-barat).


                                                     Gambar 1. Busana adat Bundo Kanduang

Sumber : https://student-activity.binus.ac.id/himdkv/2021/10/mengenal-busana-adat-khas-padang

2. Paksian (Bangka Belitung)

Pakaian adat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disebut dengan nama Paksian. Paksian merupakan busana pengantin yang khas dari Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut Satriawan (2022), nama Paksian berasal dari Bahasa Tionghoa yang berarti penutup dahi, sebetulnya paksian adalah mahkota kepala yang dikenakan lengkap beserta baju kurung merah itu (https://bangka.tribunnews.com/2022/08/16/mengenal-paksian-baju-adat-bangka-belitung-yang-dikenakan-presiden-jokowi-saat-pidato-kenegaraan).

Dikutip dari buku Storypedia: Nusantara (2013), pakaian adat perempuan di Bangka Belitung di bagian bawah menggunakan kain cual yait kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok dan menggunakan hiasan atau mahkota kepala yang disebut Paksian. Pengantin perempuan biasanya memakai baju kurung yang berwarna merah dengan bahan kain. Menurut Kemdikbud (2016), pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual (https://warisan budaya. kemdikbud.go.id/? newdetail&detailTetap=321).


Mempelai laki-laki menggunakan sorban atau yang masyarakat Bangka Belitung sebut sungkon. Pakaian ini disebut memiliki pengaruh dari Cina dan Arab. Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua berasal dari negeri Cina, konon menurut cerita, ada saudagar dari Arab datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan pernikahan dengan gadis Cina tersebut. Pada pernikahan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal di Pulau Bangka yang merupakan pusat segala aktifitas masyarakat waktu itu, diantaranya ada yang melakukan pernikahan maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut.

Menurut Elvian & Karnawati (2015), pakaian  yang  digunakan  dalam  perkawinan  adat  Belitung  ini  merupakan  paduan  dari kebudayaan  Arab  serta  Tionghoa.  Pada akulturasi  kebudayaan  ini,  pakaian  adat dinamakan  Baju Seting  dan  Cual.  Baju  Seting  adalah  pakaian  yang  digunakan  oleh  perempuan  seperti  modelnya adalah baju kurung warna merah serta dibuat dari kain beludru ataupun sutra. Baju Seting ini dipadu dengan bawahannya menggunakan kain cual

Sekilas motif pada kain cual ini mirip dengan kain songket dari Palembang. Dengan adanya perbedaan  antara  kain  cual  dengan  kain  songket  Palembang  yaitu  terdapat  pada  motif  bunga. Cengkeh dan cempaka. Kemudian  pakaian  tersebut tidak  melupakan  berbagai  hiasan  aksesoris  seperti  adanya mahkota  emas,  penutup  dada  berbentuk  bunga  teratai,  kalung  anting  yang  panjang,  hiasan  di telinga, gelang pending untuk ikat pinggang. Kemudian pada pakaian laki-laki menggunakan jubah Arab yang berwarna merah dengan paduan selempang di bahu kanan. Untuk bagian bawah menggunakan celana yang warnanya bisa dipadukan  dengan  bagian  atasannya.  Kemudian  dilengkapi  dengan  aksesoris  yang  sama  seperti pengantin  perempuan,  dan  ditambah  dengan  selop  untuk  alas  kaki (Dinas  Pariwisata  Kota Pangkalpinang, 2019).

Gambar 2. Busana adat Paksian

Sumber : https://wonderful.pangkalpinangkota.go.id/bajuadatbangkabelitung/


3. Kebaya Labuh (Riau)

Kebudayaan lokal yang ada di Riau salah satunya adalah baju Kurung Labuh. Baju kurung yang identik digunakan dikalangan wanita Melayu ini memiliki bentuk panjang melewati lutut, baju kurung ini hanya digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikanahan juga digunakan sebagai pakaian harian. Jenis pakaian baju kurung labuh merupakan salah satu jenis busana kurung yang banyak dipakai oleh masyarakat suku Melayu seperti halnya di Riau ini. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada (Prayoga et al., 2022).


Desain kebaya labuh dirancang dengan bentuk yang loose atau dengan kata lain baju kurung yang longgar, sedikit banyak sebagai perwujudan budaya khas Melayu yang memang kental dan dekat di Riau. Menurut Andalastourism (2021) jika biasanya baju kurung disematkan kancing di bagian tengahnya tetapi kebaya labuh ini tidak ada kancingnya sama sekali. Untuk kebaya labuh, bahkan tidak ada bagian kerah yang kaku bisa dilipat dan dirancang dengan panjang lebih dari lutut orang dewasa. Ditambah pemakaian tudung, dikalungkan ke leher untuk menutupi rambut dan bagian dada.

Gambar 3. Busana adat Kebaya Labuh

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2021/08/12/194/2454571/keunikan-pakaian-adat-riau-kebaya-labuh-dan-teluk-balanga


Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung berada pada posisi sejajar dengan pangkal paha. Namun ada juga yang berbeda, yaitu untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan. Pakaian ini konon menjadi jenis baju kurung tertua yang masih ada hingga saat ini. Bentuk baju yang mengurung serta labuh sekilas hampir sama seperti kebanyakan Baju Kurung. Akan tetapi bagian bawah baju kurung labuh ini dibuat menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya. Sama halnya dengan baju kurung labuh pada umumnya, bagian depan baju kurung labuh yang berbutang atau berkancing 1 dengan jahitan kerah Tulang Belut membuat baju kurung labuh ini nampak seperti sedang mengurung wanita atau peremuan Melayu yang memakainya (Prayoga et al., 2022).

Sekian cerita singkat mengenai 3 Pakaian Adat Tradisional, yang terdiri diri Baju Adat Bundo Kanduang (Sumatera Barat), Paksian (Bangka Belitung), Kebaya Labuh (Riau). Semoga cerita singkat ini dapat memperkaya wawasan anda tentang Pakaian Adat Tradisional Indonesia. Terima Kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.


Daftar Pustaka

 

Dinas  Pariwisata  Kota  Pangkalpinang.  (2019).  Pakaian  Adat  Bangka  Belitung.  Retrieved  July  4, 2021, from Wonderful Pangkal Pinang website: https://wonderful.pangkalpinang kota.go.id/bajuadatbangkabelitung.

 

Elvian,  A.,  &  Karnawati, T. 2015. Pakaian  Adat  Dan  Pakaian  Adat  Pengantin  Paksian  Serta Upacara   Adat   Perkawinan   Kota   Pangkalpinang.   Pangkalpinang:   Dinas   Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pangkalpinang.

 

Inaya, M., Katarina, D., Julaeha, S. 2021. Perancangan Aplikasi Edukasi Pakaian Adat Tradisional Indonesia Berbasis Android. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research. Vol. 5, No.1: 227-235.

 

Prayoga, A. Bunari, Yuliantoro. 2022. Nilai dan Makna Sejarah Baju Kurung Labuh Sebagai Baju Adat Khas Riau. Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol. 6. No. 1: 2881-2887.

 

Yunanto, A. T., Fianto, A. Y. A., Hidayat, W. 2015. Penciptaan Buku Ilustrasi Pakaian Adat Bregada Hadiningrat Kraton Yogyakarta Sebagai Upaya Pengenalan Pakaian Tradisional Kepada Anak-Anak. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. 4. No. 1: 1-12.

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Busana_tradisional. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

http://www.jambipos-online.com/2023/06/filosofi-baju-bundo-kanduang.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-sumatera-barat. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

https://student-activity.binus.ac.id/himdkv/2021/10/mengenal-busana-adat-khas-padang-bundo-kandungan/. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

https://warisan budaya. kemdikbud.go.id/? newdetail&detailTetap=321. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

https://bangka.tribunnews.com/2022/08/16/mengenal-paksian-baju-adat-bangka-belitung-yang-dikenakan-presiden-jokowi-saat-pidato-kenegaraan. Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

https://lifestyle.okezone.com/read/2021/08/12/194/2454571/keunikan-pakaian-adat-riau-kebaya-labuh-dan-teluk-balanga

 

 

 

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ulangan Harian TIK